Google info dan internet online

Tuesday 21 August 2012

KEWAJIBAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN TUNDUK MERENDAHKAN DIRI PADA WAKTU TERKENA MUSIBAH postheadericon

Posted by cerdas alquran | Pada 19:47

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kebijaksanaan yang agung, hujjah yang jelas, ilmuNya yang meliputi segala sesuatu menguji hamba-hambaNya dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, kesulitan dan kelonggaran, nikmat dan siksa untuk menguji kesabaran dan syukur mereka. Maka barangsiapa yang bersabar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada waktu terkena musibah, mengadu kepadaNya akan dosa-dosanya kemudian berhenti darinya dan minta rahmat serta ampunanNya niscaya ia mendapat kebahagiaan yang sangat besar dan akan berkesudahan dengan akibat yang baik (khusnul khatimah).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitabNya yang agung.

“Artinya : Alif laam miim. Apakah menusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” [Al-Ankabut : 1-3]

Maksud fitnah pada ayat ini adalah ikhtibar, imtihan (ujian) sehingga jelaslah siapa yang benar siapa yang dusta, siapa yang bersabar dengan bersyukur. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain. Sanggupkah kamu bersabar Dan rabbmu Maha Melihat” [Al-Furqan : 20]

“Artinya : Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan” [Al-Anbiya : 35]

“Artinya : Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)” [Al-A’raf : 168]

Maksud dari hasanat (yang baik-baik) adalah kenikmatan yang berupa kesuburan, kemewahan, kesehatan, kemuliaan, pertolongan di dalam melawan musuh dan selainnya.

Maksud dari sayyiat (yang buruk-buruk) adalah musibah-musibah seperti sakit, terjepit musuh, gempa bumi, angin, badai, banjir yang menyapu bersih dan menghancurkan, dan sebagainya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Alllah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” [Ar-Ruum : 41]

Artinya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kebaikan dan keburukan serta kerusakan yang nampak supaya manusia kembali kepada kebenaran, segera bertaubat dari hal-hal yang diharamkan Allah, dan segera taat kepada Allah dan rasulNya, karena kufur dan maksiat adalah sebab timbulnya segala musibah dan kejahatan di dunia dan akhirat.

Adapun tauhid (mengesakan Allah) beriman kepadaNya, dan kepada RasulNya, taat kepadaNya dan taat kepada rasulNya, berpegang teguh kepada syariatNya, mengingkari orang yang menyelisihinya itu adalah sebab memperoleh segala kebaikan di dunia dan akhirat, memperoleh ketetapan dalam kebaikannya, bisa saling nasehat-menasehati di dalamnya, bantu membantu di dalamnya menuju kemuliaan dunia akhirat, selamat dari segala hal yang tidak disukai, lepas dari segala fitnah, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” [Muhammad : 7]

“Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan” [Al-Hajj : 40-41]

“Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik” [An-Nuur : 55]

“Artinya : Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” [Al-A’raaf ; 96]

Dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan pada berbagai ayatNya bahwa umat-umat terdahulu yang terkena siksa, penghinaan, angin topan, angin yang dahsyat, suara yang menggelegar, dibenamkan ke dalam bumi, ditenggelamkan banjir, dan selainnya itu adalah dengan sebab kekafiran dan dosa mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” [Al-Ankabut : 40]

“Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” [Asy-Syuura : 30]

Dan dia memerintahkan hambaNya untuk bertaubat kepadaNya, merendahkan diriNya, pada waktu terkena musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai” [At-Tahrim : 8]

“Artinya : Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntun” [An-Nuur : 31]

“Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan” [Al-An’aam : 42-43]

Pada ayat yang mulia ini ada tekanan dan dorongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hambaNya untuk tunduk merendahkan diri serta minta pertolongan kepadaNya tatkala mendapat musibah berupa sakit, luka, peperangan, gempa bumi, angin topan dan sebagainya.. Itulah yang dikandung oleh firmanNya Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka?”

Kemudian Dia menerangkan bahwa kekerasan hati mereka dan usaha setan untuk menampakkan kebagusan kepada mereka dari pekerjaan jelek mereka, semua itu menghalangi mereka untuk bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.

“Artinya : Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan” [Al-An’aam : 43]

Sungguh telah ada riwayat yang shahih dari khalifah Rasyidah amirul mukminin, Umar bin Abdul Aziz bahwa tatkala terjadi gempa bumi pada masanya beliau menulis surat kepada para pekerjanya di berbagai negara (daerah) dan memerintahkannya untuk menyuruh kaum muslimin agar bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada Allah dari dosa-dosanya.

Dan anda sungguh mengetahui wahai kaum muslimin akan cobaan-cobaan dan musibah-musibah yang terjadi pada zaman kita. Diantaranya adalah berkuasanya orang-orang kafir atas kaum muslimin di Afghanistan, Filipina, India, Palestina, Libanon, Ethiopia dan sebagainya. Diantaranya lagi adalah gemba bumi di Yaman dan berbagai negara yang lain. Diantaranya lagi adalah kematian yang meluas, angin yang menghancurkan serta menyapu bersih harta-harta, pohon-pohon, kapal-kapal dan sebagainya. Dan salju yang bahayanya tidak terhitung banyaknya. Juga bencana kelaparan, paceklik dan kemarau di berbagai negara. Semua di atas dan bencana-bencana serta musibah-musibah yang semacamnya yang dujikan Allah pada hambaNya adalah dengan sebab kekafiran, berpaling dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih bersifat tentang dunia dan kemewahannya yang bersifat pendek, berpaling dari akhirat dan tidak mau menyiapkan diri untuk akhirat kecuali hamba-hamba yang dirahmatiNya.

0 comments:

Post a Comment